Prolog :
Masih teringat jelas di memori, kala itu saya terbangun dan bergegas menuju ke Cairns Train Station. Dengan membawa 1 koper berukuran besar, 1 backpack dan 1 tas jinjing besar, sebagian besar isinya adalah makanan. Cukup kualahan saya dibuatnya. Beruntung teman saya, Diah, membantu membawa sebagian barang saya dan menemani saya mencari bus.
Akhirnya hari itu tiba juga, hari dimana saya akan meninggalkan kota Cairns dan tinggal di pedalaman (outback) for the sake of second year visa. Sedikit cemas dan was-was, pikiran entah kabur kemana-mana. Kupasang headset dan kumainkan lagu kesukaanku. Tiba-tiba, gerimis mulai datang dan semakin lama semakin deras. Seperti tidak merelakan saya pergi. Namun itu tidak berlangsung lama, 1 jam berikutnya hujan reda dan saya terperangah melihat pelangi ketika di jalan.
Dalam hati saya berkata, everything will be fine. Kalau saya bisa sampai sini, Tuhan pasti sudah merencanakan dengan sempurna. You don’t need to be worry.
19 Mei 2017, tepat satu bulan saya ada di Lakeland, sebuah entah kota atau desa saya tidak mengerti. Terlalu kecil untuk sebuah kota. Hanya ada 20 an rumah disini, 1 library, 1 hotel/motel dan pub yang jadi satu, 1 coffe shop, dan 1 roadhouse (tempat saya bekerja). Orang Australia menyebutnya “The Bush”, karena memang tidak ada apa-apa disini, disekitar Lakeland hanya ada pegunungan, sedikit pohon, dan farm. Kalau saya sendiri menyebutnya in the middle of nowhere.
Hari pertama kerja disini, saya benar-benar kaget bukan main. Saya pulang kerja pukul 9 malam karena kebetulan mendapatkan shift sore. Ketika keluar dari Roadhouse, semuanya benar-benar gelap gulita, tidak ada lampu jalan apalagi bintang (kebetulan mendung) dan sangat sunyi. Berbekal light torch dari hp, saya pulang. Beruntung saya tidak pulang sendiri! Ada teman yang sudah 3 bulan di Lakeland, dia berkata “kalau pulang hati-hati, takutnya ada ular”. Sudah mau menangis rasanya! Oh how can i survive?
Satu minggu pertama, roommate saya, Emma (British) berbaik hati mengantarkan saya ketempat kerja jika saya masuk shift pagi (masuk pukul 06.00). Walaupun itu sudah pagi, namun jalan masih tetap gelap lho. Sebenarnya tidak enak sih, tapi rasa takut lebih besar daripada rasa tidak enak. Jadi saya selalu “say yes” kalau dia mengantarkan saya hehe.
Epilog:
Sekarang saya sudah berani untuk berangkat kerja dan pulang kerja sendiri. Sudah mulai terbiasa dengan Lakeland. Terbiasa dengan gelap, sunyi, suara kodok, dll.
Leave a comment